Provokasi Malaysia

HUBUNGAN Indonesia dengan negara tetangga, Malaysia, memanas lagi. Itu terjadi karena sejumlah kapal perang dan pesawat tempur Malaysia melanggar batas wilayah teritorial Indonesia di kawasan Blok Ambalat, Laut Sulawesi, Kalimantan Timur.
Komando Armada Wilayah Timur (Koarmatim) yang berkantor di Surabaya, Jawa Timur, mencatat sejak 24 Februari 2007 lalu militer Malaysia berulang-ulang melanggar wilayah udara dan laut Indonesia. Tentu saja ulah Malaysia itu membuat sejumlah personel TNI yang bertugas menjaga perbatasam terpancing emosinya.
Koarmatim berharap, pemerintah RI segera melakukan komplain diplomatik kepada pemerintah Malaysia. Selain itu Koarmatim minta agar Surat Keputusan Panglima TNI No: Skep/158/IV/2005 tanggal 21 April 2005, ditinjau kembali. Dalam surat itu Panglima TNI memerintahkan agar TNI AL tidak melepaskan tembakan ke arah kapal perang Malaysia, kecuali ditembak lebih dulu.
Untuk menjaga wilayah kedaultan RI dan menjaga kewibawaan TNI AL mengusulkan agar diizinkan mengeluarkan tembakan peringatan ketika kapal perang Malaysia melanggar wilayah teritorial. Selama ini, kapal perang Indonesia hanya melakukan manuver untuk mengusir kapal perang Malaydia kembali ke wilayahnya.
Skep Panglima TNI tersebut cukup bijaksana karena bagaimanapun Malaysia merupakan negara tetangga, serumpun dan, sama-sama anggota ASEAN dengan Indonesia. Sengketa Blok Ambalat dan perbatan di wilayah Selat Malaka, dipandang masih bisa diselesaikan di meja perundingan ketimbang konflik bersenjata.
Namun perlu juga dipikirkan sebuah tindakan tegas untuk shock therapy bagi Malaysia agar tidak mencoba-coba melakukan provokasi di wilayah yang tengah disengketakan. Kalau keinginan TNI AL itu tidak dikabulkan, setidaknya pemerintah Indonesia segera melakukan langkah diplomatik lebih konkret, semisal memanggil duta besar negara tersebut.
Ketua DPR Agung Laksono ikut mengungkapkan kegeramannya terkait pelanggaran batas wilayah tersebut . Ia menyebut pemerintah perlu mempunyai tentara yang kuat agar disegani. Selain itu juga diikuti sistem pertahanan yang cagih dan berdisiplin tinggi.
Agung juga menyebut alokasi anggaran yang cukup untuk membiayai kebutuhan senjata  canggih. Ia mengakui intelijen asing sudah tahu kelemahan Indonesia, sehingga negara yang tidak begitu besar seperti Malaysia berani melakukan provokasi.
Apa yang dikatakan Agung ada benarnya. Pada masa lalu, militer Indonesia sangat disegani karena dilengkapi persenjataan yang cukup dan punya ketrampilan prima. Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, persenjataan banyak dipasok oleh negara-negara Blok Timur (Uni Sovyet Cs) karena saat itu RI alergi dengan Blok Barat (Amerika Serikat Cs).
Soekarno bahkan berani menggelar konfrontasi dengan Malaysia yang mendapat perlindungan militer dari Inggris. Ribuan sukarelawan dikerahkan untuk proyek ‘ganyang Malaysia’ tersebut sehingga Indonesia menjadi kekuatan yang ditakuti di wilayah Asia.
Pada masa kini, di wilayah Asia Tenggara, persenjataan yang dipunyai Indonesia sudah kalah jauh dengan Malaysia, meski jumlah personel tetap lebih banyak. Anggaran belanja militer juga jauh tertinggal dengan Malaysia. Penyebab utamanya karena pemerintah Indonesia tidak punya cukup anggaran –kondisi perekonomian negara belum membaik– untuk memperbarui piranti tempur dengan yang lebih canggih.
Oleha karena itu, untuk mempertahankan kedaulatan dan kewibawaan negeri ini, tidak cukup dengan perang pernyataan dan komentar tajam. Perlu dibangkitkan rasa nasionalisme yang bersifat produktif.
Tidak harus melakukan mobilisasi sukarelawan maupun membuat program wajib militer seperti di Amerika Serikat (AS), tetapi bersatu padu memperbaiki kondisi perekonomian, memperkecil kebocoran keuangan negara, dan membangun mental aparat agar bekerja profesional, jujur, dan kredibel.
Kalau mau jujur, keuangan negara banyak yang bocor dan masuk kantong pribadi, padahal sebenarnya dana tersebut dipakai untuk pengadaan piranti pertahanan. Ironisnya, masih ada saja penyimpangan dalam proyek pengadaan senjata. Dalam kondisi keuangan negara yang masih cekak, ada oknum tega melakukan praktik menyimpang.
Kalau fenomena itu tidak bisa dicegah, jangan berharap kita dapat menjadi sebuah negara berdaulat yang disegani. Tindakan provokasi yang dilakukan militer Malaysia tentu didasartkan kepada rasa percaya diri begitu tinggi, dan memandang rendah kemampuan tentara kita di masa kini.(*)

7 Responses to “Provokasi Malaysia”

  1. Akbar Says:

    sejak lengsernya pemaerintahan orde baru yang di komandani oleh soeharto, negara tetangga sudah tdk mengangap indonesia sebuah negara yang kuat secara militer maupun secara ekonomi, karena para pejabat kita hanya memikirkan gimana supaya bisa korupsi dan menjadi orang terkaya ,

  2. edge Says:

    sgalanya berawal dari orde suharto dimana suharto tak memerdulikan pertahanan negara dan ancaman dari luar namun malah memperkuat pertahanan dirinya sendiri,
    aparat bersenjata tak lagi didoktrin untuk ditakuti oleh lawan atau negara lain. tapi di takuti rakyat. ampun dech…………….

  3. LASKAR PEMBELA TANAH AIR Says:

    heeeiii kawandh….

    akankah kau mengecewakan para pahlawan???
    akankah kau kecewakan bumi pertiwi???

    lihat lebih dalam…
    persenjataan memang kita jauh lebih kalah….

    tapi lihatlah para pahlawan yg merebut kemrdekaan dengan senjata seaadanya melawan belanda dan penjajah lainya???

    lupakah kalian??? kita menang….

    membuat qta takut akan senjata mereka adalah tujuan utama mereka u/ memecah persatuan…

    jgan takut… jgan ragu kawandh…. qta merebut kemerdekaan… sedangkan mereka diberikan kemerdekaan….

    qta jauh lebih kuat…. ingat…..

  4. Budi Says:

    ****************

    Pemerintah Malaysia memang licik dan jahat.

    Pakai alasan ini & itu. Mengklaim ambalat sebagai miliknya. Buktinya *** ketika kapal patroli Malaysia dihampiri oleh kapal patroli Indonesia, kapal patroli Malaysia langsung kabur, seperti maling dihampiri polisi. ***

    Alasan berunding Malaysia, adalah agar bisa menarik keuntungan atau mencaplok sebagian/seluruh Ambalat.

    Setelah Ambalat, apalagi yang akan dicaplok Malaysia dengan modus operandi seperti ini.

    ****************

  5. Patriot Says:

    Kurang setuju dengan pendapat bung Edge.

    Kalau lagi latihan, TNI kelihatan hebat lho…. 😀 😀 😀

  6. RIR Says:

    LEBAY!!!

  7. RIR Says:

    SEJAK KPN MENANGNYA??
    GMN CERITANYA??


Leave a reply to RIR Cancel reply